Jumat, 26 Agustus 2016

Dari: Saya yang gila bola, dan Kamu

Untuk: gadis yang suka sama saya.

Hai. Apa kabar? Apa kamu masih suka sama saya? Saya berharapnya kamu akan menjawab “iya” sambil cengengesan tak jelas seperti biasa.

Sebelumnya, saya mau bilang terima kasih sama kamu. Kamu sudah repot-repot menyisakan satu ruang hatimu hanya untuk nama saya. Tapi jujur, saya malah marah sama kamu. Kenapa? Saya akan jelaskan satu persatu. Mohon kamu mendengarkan.

Yang pertama, karena kamu tidak mau terang-terangan bicara sama saya. Kamu selalu nulis apa yang kamu rasakan. Kamu gak pernah ngomong langsung ke saya. Bagaimana saya bisa baca tulisan kamu kalo kamu nulisnya di buku kamu trus bukunya disimpen?

Yang kedua, kamu suka meng-kode saya di setiap tulisan di social mediamu. Bahkan kamu sempat-sempatnya nulis puisi untuk saya dan dimasukkan ke novel yang kamu buat, kamu nulis surat untuk saya dan ditaro di blog kamu. Saya sudah tau itu semua buat saya. Asal kamu tau, itu semua mengganggu saya.

Yang ketiga, kamu suka malu dan lari dengan saya jika salah satu teman mu memanggil nama saya untuk bilang bahwa kamu mencari saya di sekolah saya. Padahal saya tau, kamu ke sekolah saya itu untuk ketemu sama saya. Bukan ketemu temen-temen.

Yang keempat, kamu suka menangis diam-diam di setiap tulisan yang kamu tulis. Kamu ini gimana sih? Puisi kamu itu bagus, tapi kok malah nangis? Itu mengganggu saya.

Yang kelima, kamu selalu menangis setiap menyanyikan lagu favorite saya didepan saya. Suara kamu itu bagus, tapi kenapa harus nangis? Mengganggu banget.

Itu mengganggu saya karena:
  • 1.  Saya merasakan kalau wajah saya memerah saat melihat kamu menulis di bukumu tentang saya. Diam-diam saya selalu lihat tulisan-tulisanmu. Dulu memang masih SMP, berbeda dengan sekarang. Gimana kalo sekarang? Masih sama? Mata saya tidak bisa berhenti melirik kamu yang asik menulis.
  • 2.   Saya bukan orang yang romantic, dan saya merasa malu karena saya kalah romantic dengan kamu. Saya juga tidak jago membuat puisi seperti kamu. Saya takut kalo saya nulis puisi untuk kamu, tiba-tiba kamu kejang membacanya.
  • 3.   Saya terganggu dengan sikap malu-malu kamu dan tingkahmu setiap mendengar nama saya, karena jantung sama berdetak 2x lebih kencang dari biasanya. Saya menjadi tidak focus dengan saya sendiri karena kamu terus hinggap di pikiran saya.
  • 4.   Saya terganggu dengan tangisanmu karena saya menjadi ingin sekali berlari ke arahmu dan memelukmu sambil menghapus air matamu.
  • 5.      Saya terganggu dengan tangisanmu karena kamu selalu menangis karena saya seolah-olah saya selalu membuat kamu terluka. Kamu tahu? Saya tersiksa setiap melihatmu seperti itu. Saya ingin sekali menghapus air matamu di panggung dan memelukmu dan tak akan saya lepas. Tapi saya tidak mungkin memelukmu, karena saya terlanjur bersikap salah ke kamu.

Itu kenapa saya marah sama kamu. Kenapa kamu tidak mengerti bahwa selama ini saya terus memujamu? Dan kenapa kamu masih menyukai saya padahal saya ini laki-laki bodoh yang tidak mau berterus terang dengan perasaan saya? Saya belum bisa mengatakannya dengan kamu, karena saya belum punya apa-apa. Saya masih sibuk mengumpulkan ilmu. Dan tentunya modal agar saya bisa mengundang Payung Teduh di sebuah pernikahan yang kamu inginkan. Iya, pernikahan kita nanti. Hehe.

Maaf ya. Kamu tunggu saja saya. Kamu tidak perlu mengejar saya lagi. Karena kamu sudah sampai di ruang hati saya.
Maaf dan terimakasih.

*ceritanya dari 'Tama'. biar keliatannya saya ga sedih-sedih amat. tenang aja gausah ngefly, ini saya yang bikin untuk saya sendiri*

Minggu, 21 Agustus 2016

Untuk Es, dari Angin

Hallo, Es!

Saya yakin kamu tau saya. Iya, saya angin. Kita sudah kenal 3 tahun ya, bahkan lebih. Kamu pasti tahu kan kenapa saya panggil kamu Es? Kamu berubah. Kamu dingin. Teramat dingin hingga membekukan sekitarmu. Kamu jarang sekali berbicara, apalagi bicara sama saya. Tatapanmu sinis. Kamu pun tak pernah menyuguhkan senyum sama saya. Sungguh teramat menjengkelkan. Bahkan kau sering sekali mengacuhkan orang yang bicara padamu. Itu gak sopan tau.

Saya rasa kamu butuh matahari biar es yang ada di dirimu mencair. Atau mungkin, kamu baru saja kehilangan matahari? Kamu berubah setelah saya pergi. Apakah saya matahari itu? Ah tidak, pasti saya kebanyakan berharap. Sekarang kau terjebak di antara batuan-batuan es yang membeku. Kalau nyatanya seperti itu, kau harus temukan matahari lain yang bisa terus membuatmu hangat. Seperti api yang selalu saja bisa meluluhkan lilin.

Saya tau saya hanya angin bagi kamu. Kamu melihat saya saat saya tidak terlihat. Tapi saya melihatmu, saya menyapamu di kesunyian walaupun kamu tak menggubrisku. Saya yakin, sebenarnya kamu mau saya kembali. Saya yakin sebenarnya kamu itu baik pada orang banyak, tapi saya gak mau kamu dinilai buruk dimata orang-orang hanya karna si matahari itu hilang.

Dalam sekat jarak, ingin sekali ku berteriak, “Berbalik dan lihatlah, saya sedang melihatmu!” namun apa daya, saya hanya bisa memicingkan mata berusaha memaklumi keindahanmu. Saya pun hanya boleh menatapmu dari jauh, tidak untuk mendekat di kehidupanmu. Asal kamu tau, kamu adalah pertanyaan yang tak berani ku sampaikan karena saya sadar, saya bukanlah sebuah jawaban.


Saya tak mampu berbuat banyak. Kecuali memerintahkan tinta agar ia menjelma menjadi aksara, lalu menyemogakan kamu membacanya.

Jumat, 19 Agustus 2016

Cerita tentang saya dan siapapun dia

Halo, seperti yang sudah saya janjikan bahwa saya akan bercerita banyak tentang Tama, jadi inilah buktinya. Saya ingin menumpahkan apa yang masih mengganjal di hati saya selama ini. jadi, ceritanya saya ingin cerita tentang apapun yang saya rasakan kepada orang yang sebenarnya entah siapa namanya. Tapi tentu saja saya masih ingat nama aslinya dan seperti apa orangnya, dia sahabat saya. Tapi entah, dia masih ingat saya atau tidak, saya pun tidak mengerti.

Sebenarnya saya sudah berkonsultasi kepada mama saya tercinta, saya ingin bercerita tentang dia di blog saya yang sebenernya buat pemanasan bikin blog di sekolah, tapi mama saya bilang. Tidak apa-apa. Siapa tau dia lihat. Haha lalu apa jadinya saat dia lihat? Entahlah, hanya dia dan Tuhan yang tahu.

Saya tidak akan cerita dari awal saya kenal, lalu berjalan begitu saja. Kalau saya bikin video, mungkin bisa 3 jam lebih durasinya, dan jika saya tulis, mungkin akan lebih dari 10 lembar. Karna saya masih ingat detail-detail kejadian apa saja yang telah saya lalui dengan dia.

         Saya sudah sering cerita tentang dia kepada teman-teman saya, tapi, mungkin mereka sudah bosan. Dan mungkin dia yang saya maksud ini, kupingnya panas karna saya membicarakannya tiada henti. Kami tidak pernah berkomunikasi lagi semenjak lulus SMP. Seandainya saya tidak melakukan itu mungkin ini semua masih berjalan seperti dulu.

           Kondisi ‘dulu’ yang saya maksud adalah, dia tak pernah berhenti ajak bicara saya, walaupun saya sedang tidak niat, dan sedangkan saya niat. Dan sejujurnya, kalau itu dia, saya selalu niat. Tidak pernah ada kata malas untuk meladeni dia. Karna saya sendiri merasa kehilangan kalau saya tidak mendengar celotehan apapun dari dia. Bagi saya, dia itu adalah anak kecil yang masih butuh bimbingan. Namun, dia sudah mengerti apa itu cinta. Dan apa itu main hati. Dan menurut saya, dia mempermainkan semua hati perempuan.

        Saya masih ingat, betapa senangnya saya dulu, selalu ada yang mencari saya ketika ada kesulitan. Kesulitan yang saya maksud disini adalah. TUGAS. Seperti yang saya bilang di awal perkenalan. TUGAS ITU HANYA MITOS. Mengapa saya membuat statement seperti itu? Dulu sebelum ada dia di kehidupan saya, dan sebelum dia pergi dari kehidupan saya, saya menganggap Tugas itu adalah hidup saya. Apakah kalian mengerti apa yang saya maksud? Maksud saya, saya adalah orang yang selalu ia cari setiap ada tugas. Saya tidak pernah menganggap bahwa saya adalah korban friendzone tapi, saya adalah assignment-zoned girl.

            Ini lebih sakit dari yang kalian kira. Apa bedanya? Bedanya adalah kalau ‘friendzone’  kita hanya dianggap sebagai teman. Tapi ‘assignment-zone’ lebih menyakitkan karna dia selalu ada dengan saya, setiap ada tugas, selalu mencari saya, bahkan ketika saya mencoba menolak, dia selalu membujuk saya dan dia bilang bahwa saya adalah sahabat terbaiknya. Masih mending ketika itu hanya terjadi beberapa bulan. Dan perlu kalian tahu, ini terjadi kepada saya selama 3 tahun full. Ini dikarenakan, kami tidak pernah berpisah kelas. Dan saya merasa beruntung bahwa saya ‘pernah’ jadi orang hidup didalam hidupnya.

             Banyak kejadian manis yang dia ciptakan untuk saya. Tapi, dia tidak pernah mengekspos ke-manis-an itu dihadapan orang banyak. Dan lebih sakitnya lagi, dia hanya melakukan itu hanya saat personal bersama saya. Berdua. Ketika banyak orang, dia lari kepada yang lain. Secara realistis, apa sih perasaan perempuan yang selalu diperlakukan layaknya ratu dengan seorang pria? Kalau kata orang zaman sekarang. Itulah saat kita ‘baper’. Tapi jujur, saya memang baper. Seandainya itu kalian, mungkin kalian juga akan merasakan apa yang saya rasakan.

             Saya tidak pernah sedih. Jujur, saya tidak pernah sedih. Saya baru bisa merasakan sedih pada saat detik-detik kelulusan. Saya benar-benar merasakan kehilangan. Apa yang kalian rasakan ketika itu semua berakhir? Walaupun kita tidak pernah ada status apapun, tapi dengan perlakuannya yang seperti itu selama ini, dan kita harus berpisah, terus terang saya sedih. Kalau boleh jujur, saya menangis saat sebelum berangkat ke sekolah untuk acara graduation. Mungkin orang-orang akan bilang saya berlebihan, tapi seandainya itu kalian sendiri yang merasakan, sungguh, sakitnya sampai ke ulu hati.

              Banyak sekali kejadian manis dari kelas 7-9 yang dia lakukan ke saya. Bodohnya, saya tidak pernah confess apa perasaan saya ke dia juga. Saya merasa sangat menyesal saat saya pindah sekolah saat SMK. Padahal dia sudah berkali-kali bilang, bahwa saya harus tetap sama dia. Tapi saya, tidak mau. Itulah kenapa saya bodoh. Bahkan dia ingin ikut saya ke Jogja kalau-kalau saya memilih sekolah di jogja.

          Mungkin kalian akan bilang saya bodoh. Tapi, memang itulah yang terjadi. Dan saya baru menyesalinya sekarang. Jujur, kalau menyesal itu bayar, saya sudah bangkrut, karena terlalu sering menyesal. Sekarang yang saya hanya bisa lakukan adalah menulis. Apapun yang saya rasakan, pasti akan saya tulis. I’ve got a stack of paper yang bener-bener banyak untuk nulis apapun yang saya rasakan ke dia. Banyak sekali. Seandainya dia juga melakukan yang sama, mungkin itu bisa dijadikan buku hahaha. Mungkin ada 40 kertas yang saya habiskan untuk menulis apapun yang saya rasakan. Kalau sekarang sih, jarang, karna banyak ngejar deadline. Saya merasa beruntung karna tidak mengerjakan tugas dia lagi. Apa jadinya kalau sampai sekarang masih terus terjadi?ah deadline tidak akan terkejar.

                Sekarang, info yang saya dapatkan tentang dia adalah dia punya partner baru. Cocok seperti apa yang saya harapkan ke dia. Saya harap dia punya partner baru yang bisa mengerjakan semua tugasnya. Mungkin dia akan mengkondisikan semuanya seperti sebelum saya pergi dan atau dia membaca semua apa yang saya tuliskan untuk dia, dan dia mengikuti saran saya. Untuk menyenangkan hati saya. Haha harapan yang sangat-sangatlah klise ya hahah.

                Harapan saya, kalau-kalau dia baca tulisan ini adalah:

Halo, kamu. Apa kabar? Saya rindu kamu yang selalu ganggu saya ketika saya ga pengen di ganggu. Sudah 1 tahun lebih kamu dan saya berpisah. Walaupun saya tau, kamu masih sering nanyain saya. Hahaha. Kita sudah tidak pernah berbicara, bisa dihitung berapa kali kamu dan saya berbicara dalam setahun. Ya, mungkin hanya 2 kali ya hahahhaahaha. Aduh, sebetulnya saya menangis saat ini hahaha. Kamu harus merasakan ini, sakit. Padahal sebelum kita sejauh matahari, kita pernah sedekat nadi. Saya punya banyak cerita yang akan saya ceritakan ke kamu. Saya punya banyak kata-kata yang ingin saya lontarkan ke kamu. Tapi kondisi tidak mendukung untuk kita berbicara. Sebenarnya, saya hanya ingin berbicara dengan kamu seperti dulu lagi lebih banyak dan lebih sering. Kamu mengerti kan apa maksud saya?

Terimakasih kamu sudah mengikuti saran saya untuk punya partner baru dalam mengerjakan tugas, semoga dia tahan sama kamu. Dan kamu sudah mengikuti saran saya untuk selalu tekun kalo sekolah. Sekarang kamu anak IPA ya? Hehe selamat ya. Saya ikut senang. Padahal dulu, kita kan sama-sama suka nyontek. Bahkan, kamu yang suka nyontek ke saya. Tapi nyatanya, kamu lebih pintar dari saya sekarang. Terimakasih.

Terimakasih kamu sudah selalu bersedia untuk bertemu saya, walaupun saya tau, sekarang kita tidak senyaman dulu hahaha. Saya tidak pernah memaksa kamu untuk bertemu saya, tapi saya yang selalu memaksakan diri untuk bertemu kamu.

Saya masih sering didatangi kamu saat tidur. Maksud saya, saat mimpi. Kenapa sih kamu susah banget untuk pergi dari otak saya. Saya sudah mencoba untuk mencari orang selain kamu, tapi gak bisa loh. Tapi kamu dengan gampangnya, nyari partner untuk kerja. Padahal saya kan udah kasih saran, kalo kamu punya tugas, kamu masih boleh minta saya ngerjain itu. Tapi, terima kasih lah, kamu sudah meringankan beban saya walaupun itu artinya kamu 100% sudah meninggalkan saya.

Harapan saya, saya hanya ingin kondisinya seperti dulu lagi. Saya harap kamu baca tulisan ini. kamu jahat kalo kamu masih tetap jadi kamu yang dingin kayak sekarang. Saya lebih senang denger kamu marah-marah didepan saya daripada liat kamu yang diem kayak gini.

Jujur saya sebenernya gak pengen nulis ini panjang-panjang. Tapi, jadinya malah saya curhat kaya kertas 3 lembar yang pernah saya kasih ke kamu. Semoga kalo kamu baca ini, kamu gak bosen. Ya bedanya sih yang ini diketik, yang dulu saya tulis tangan. Kamu kan tau sendiri kalo tulisan kamu sama saya bagusan tulisan kamu.

Kamu ngerti kan apa maksud dari semua tulisan ini? saya Cuma pengen kamu kaya dulu lagi.
Saya harap kamu bisa ngerti tanpa dingertiin.

Terimakasih atas waktunya,
Love,


S.

*ini bukan cerpen, ini bukan fiktif belaka. ini beneran.

Rabu, 17 Agustus 2016

Kenalan dulu sama Teman saya

Selamat sore, khalayak ramai.

Sebetulnya tidak ramai, tapi anggap saja kalau blog saya banyak pengunjungnya. Sehingga bisa dikatakan sebagai khalayak ramai.

Hari ini, hari kemerdekaan untuk negara saya tercinta, Indonesia. namun, saya tidak akan berbicara tentang kemerdekaan, karna saya sudah bicara tentang itu hari Selasa malam kemarin. 


Seperti yang sudah saya janjikan, saya akan bercerita tentang seorang teman. Teman yang saya maksud adalah teman yang saya sayangi. Sebetulnya saya sayang kepada semua teman saya, tapi, mungkin dia yang tersayang dari segala yang tersayang.

Dia ini teman saya, mukanya saya samarkan biar tersamar. Biar kelihatan lebih ganteng dikit lah ya, tapi emg bener sih ganteng kalo menurut saya. Kalo menurut yang lain, kaga. sebenernya saya mau samarin dia pake foto Matt Espinosa, tapi karna Matt gapernah foto sama saya, jadi, yaudah deh. wkwk. kalo mau foto aslinya, besok, kapan-kapan saya kasih kalo saya inget.

Dia lahir di Jakarta, tanggal sekian juli taun 2000. Kenapa sekian? Karena, kalo saya bilang tanggalnya, siapa tau tanggalnya sama kaya tanggal ulang tahun kalian. Terus, kalian jadi geer. Gaboleh. Wkwkwk. Tapi udah keliatan cool ya. Tenang aja, dia bukan pacar saya, tapi Cuma temen. Saya tau kalo saya ngakunya ini tuh pacar saya, pasti kalian ga akan percaya. Ya saya juga tau sih, dia juga gabakal mau sama saya. Tapi kita tuh temenan layaknya udah kaya (anggap saja) orang pacaran. Tapi lucu gitu loh eheq. Yaiyalah

*ini saya sama teman saya

Saya menyamarkan muka saya sebagai mukanya Miley Cyrus karena disitu temen saya tuh lucu. Wkwkwk saya ngomong apa sih. Jadi ini tuh saya ambil dari adegan film LOL (2012), dan disini mereka ceritanya sahabatan tapi kaya orang pacaran. 

Ingat ya, dia Cuma teman. Mungkin saya akan cerita banyak di postingan lebih lanjut wkwkwk. Saya akan cerita tentang teman. Ya. Teman.

Semua diary saya, semua tulisan saya yang saya tulis tangan atau yang saya tuangkan dalam blog, kebanyakan akan tentang dia. By the way, saya belum perkenalkan namanya.

Anggap saja dia Tama. Karna dia yang pertama dari segala pertanyaan saya. HAHAHAH. Kalo gapercaya, tanya aja temen-temen saya yang lain. Dia bukan yang pertama di hati saya, dan saya yakin dia belum tentu jadi yang terakhir di hati saya. Saya Cuma anggap dia sebagai yang pertama dari semua pertanyaan saya.

Dia juga yang pertama dari segala topik yang muncul di pikiran saya untuk menulis. Pelajaran mengetik di sekolah pun, saya luangkan waktu saya untuk mengetik namanya. Ingat, Cuma nama. Tapi, kadang kalau bosen dan semua kerjaan udah selesai, saya luangkan waktu saya untuk cerita tentang dia di dalam kertas saya sendiri.

Disini (blog) gabisa ngeshare video ya? Ah. Saya gereget. eh bisa deng.

Yasudahlah, kapan-kapan saya upload video yang mau saya upload. Hehe. Dan semoga ada yang liat. Wkwkwk. Seperti nama website saya, di-kacangin. Iya, beneran saya itu sering banget dikacangin. Yaudahlah ya, anggap saja semua yang ngacangin saya baca semua postingan disini.

Kenapa sih saya diciptakan sebagai manusia yang banyak banget punya harapan? Bahkan untuk blog ini pun, saya kebanyakan berharap HAHAHA. Tidak apa-apa lah, bahkan kebanyakan bermimpi itu yang membuat kita ‘hidup’. Apa artinya hidup tanpa harapan? Hanya mengikuti alur hidup yang setiap hari dijalani tanpa ada target yang ingin dicapai.

Sekian,
Jakarta, 17 Agustus 2016


(Anggap saja) Penulis.

Selasa, 16 Agustus 2016

MERDEKA ATAU TIDAK

Hai semua, saya balik lagi padahal kan ceritanya males update di blog. Ya tapi untuk mengisi waktu senggang, karna gaada kerjaan juga, jadi saya nyari kerjaan yang kira-kira bisa menghasilkan uang. Ya, tapi sama aja sih sebenernya ga ngehasilin duit juga. Wkwkwk

Sebenernya kenapa sih saya gabut? Saya gabut karena besok itu gaada pelajaran, Cuma upacara doang. Terus tadi juga Cuma lomba trus pulang. Saya sebagai OSIS di sekolah saya merasakan apa yang namanya perjuangan dari senin kemarin sampai tadi puncaknya. Karna kita berhubungan sama upacara dan lomba, berarti saya mau ngomongin tentang kemerdekaan. Engga kok, saya ga bakal ngomongin kemerdekaan RI. Saya mau nyinggung kemerdekaan yang harusnya saya nikmati tapi belum.

Sebelumnya, saya pengen kasih tau, kenapa sih saya jadi suka nulis ginian. Padahal, temen-temen saya sendiri pun tau kalo saya orangnya mageran banget. Saya jadi suka curhat disini gara-gara, saya gamau kebanyakan ngeluh. Jadi, lebih baik saya ngeluh disini daripada ngeluh di hadapan orang lain yang sebenernya mereka gak mau denger saya ngeluh. Lagipula, saya nulis ini untuk jadi pedoman saya sendiri. Kalau saya udah pernah curhat tentang ini, yaudah, sebisa mungkin, saya akan lupain itu semua karna semua pikiran saya udah saya tuangkan di dalam tulisan ini.

Kalo di banding sama pejuang-pejuang yang udah gugur buat merjuangin kemerdekaan di Indonesia ini. iya, bener, lebih berat mereka. Saya juga sadar. Kalo dibanding sama jaman saya sekarang mah, duh, enak banget kita sekarang. Its ok. Kita harus berterimakasih juga sama semua pahlawan kita yang udah rela berjuang mati-matian untuk negara kita ini.
Kalo jaman saya sekarang?

Bukannya saya itu anak ‘nakal’, tapi, saya pengen punya kebebasan, pengen punya kemerdekaan. Maksud saya disini adalah, saya pengen semua yang saya lakuin itu gak usah di komen lah. Hahaha. Saya tau, pernyataan saya ini bikin pro dan kontra. Untuk remaja seumuran saya mungkin akan menjadi PRO. Tapi, untuk orang lain yang lebih tua dari saya dan punya pengalaman lebih dari saya, mereka akan bilang kalau semua yang saya lakukan adalah salah di mata mereka, dan pasti mereka akan membandingkan dengan apa yang telah mereka pernah perbuat dengan apa yang telah saya perbuat. Gitu sih, maksudnya. Hehe.

Kedua. Saya anak SMK. Jujur, saya selalu tersinggung setiap mendengar bahwa “ah lo anak SMK, mau jadi apa coba?”. Cuy, saya masuk SMK pun juga karna punya tujuan dan maksud tersendiri. Dan semua anak SMK pun punya maksud dan tujuan tersendiri untuk masuk SMK. Memang, saya tau, tingkat ekonomi anak SMK kebanyakan jauh lebih rendah di banding anak SMA. Tapi yang kalian perlu tau adalah, anak SMK belajar 3 tahun penuh untuk siap bekerja. Saya pun, sebetulnya setelah lulus ingin bekerja, tapi orang tua saya mengharuskan saya kuliah sambil kerja. Hell to the O. please, I want to take a rest.

Ini masih berhubungan dengan SMK. Saya, sekolah di sekolah yang bisa dibilang elite. Tapi, jujur, di dalam lingkungan sekolah saya sendiri, yang satu lingkungan dengan anak SMA, saya masih sering mendengar “ih anak SMK kampung banget sih, kaya gapernah pake lift.”. COY. Semua anak yang baru masuk situ, ngeliat sekolahnya ada lift ya pasti bakal norak. Plis banget njir. Saya sebagai anak SMK gak terima selalu dipandang sebelah mata.

Ni ngomong-ngomong saya jadi berkoar-koar sendiri tentang SMK. Yaudah lah ya, guys. Please jangan anggap SMK sebelah mata. Kita sederajat bro, bahkan asal kalian tau, SMK lebih sulit persaingannya. Ada 21 mata pelajaran. Pulang sore, tiap hari praktek. Duh, kita sama-sama belajar kok.

Sebenernya harapan saya itu, saya ingin semua anak SMK itu merdeka. Gak Cuma dipandang sebelah mata. Kita masuk SMK juga sebagai bibit-bibit negara yang bakal ngehadapin MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Sekarang persaingan di negara kita tuh bener-bener lagi krisis, kalo gaada anak SMK yang bisa langsung kerja, siapa lagi? Yea. Plis anak SMK kita harus sama-sama berjuang.

Oke. Saya gamau bicara tentang SMK lagi, yang ada gaakan selesai. Ya, tau sendiri lah saya kalo ngomong suka ngelantur sampe kemana-mana.

Selanjutnya, saya pengen jadi OSIS yang ga dimarahin terus. Wkwkwk. Yah ketauan deh kalo saya selalu dimarahin. Saya selalu positive thinking sih kenapa saya selalu dimarahin dan dibentak-bentak. Saya gapernah ngeluh kenapa saya di marahin walaupun saya gak salah sebenernya. Saya selalu mikir, kalo mereka (Pembina OSIS dan Wakasek) gituin kita (OSIS) karna mereka mau, mental kita tuh kuat. Gak menye. Jujur, saya itu cengeng banget. Tapi, entah kenapa sejak SMK, dari awal, udah dibentak-bentak mulu, jadi sekarang kebal banget mau di marahin kaya apa. kecuali ada yang bikin saya sedih atau ada yang bikin saya kepikiran atau ada yang bikin saya panik, saya bakalan nangis HAHAHAHA. Saya selalu mikir, seandainya di sekolah aja saya gak tahan, gimana nanti ditempat kerja yang bosnya bakalan lebih galak?

Tapi, terkadang, saya juga gak tahan sih selalu digituin. Kadang, saya rasa, mereka marah terlalu berlebihan dan selalu memandang bahwa apa yang kami lakukan itu salah. Saya gak tau itu Cuma Pembina OSIS disekolah saya atau di sekolah lain juga gitu. Jujur, ini pengalaman pertama saya untuk berorganisasi. Walaupun masih banyak kekurangan, tapi, saya sudah belajar dari pengalaman. Tapi, entah kenapa, kok saya selalu dimarahin ya? Kadang, saya ingin memerdekakan diri saya sendiri dengan cara minta dicabut jabatannya dari OSIS. Ah tapi, saya memilih bertahan karna seandainya saya gapunya pengalaman berorganisasi disekolah, saya bakalan susah nyari tempat kerja. Dan beruntungnya, jabatan saya juga sama dengan jurusan saya. SEKRE. Jadi, ya, saya rasa ini peluang besar untuk dapat pekerjaan dan tentunya gaji yang layak untuk orang semacam saya.
by the way, emang saya orangnya semacam apa?

Saya juga pengen merdeka dari tugas yang selalu membelenggu saya sehingga saya tidak bisa santai sehari saja. Sebenernya, saya juga udah positive thinking sih. Sebelum saya masuk SMK, saya udah tau konsekuensi apa yang akan saya terima ketika saya masuk SMK. Saya akan punya banyak tugas yang berat dan banyak deadline. Dan saya akan stress ketika saya dikejar deadline. Saya tau, anak SMK memang harus dididik untuk disiplin mulai dari awal masuk. Karna, tuntutan di kantor akan lebih berat dibanding disekolah. Tapi, tolong lah. Kami juga butuh istirahat. Berilah kami sekali saja tanpa tugas. Saya muak.

Terakhir. Saya ingin merdeka dari semua perasaan saya ke dia yang tak pernah hilang. Aduh baper cuy. Wkwk. Sakit sebenernya kalo ngomongin ini. jujur, saya selalu sedih ketika mendengar namanya. Sedih kenapa? Saya sedih aja karna cinta saya bertepuk sebelah tangan. Yea. Udah sering sih, tapi entah kenapa sama dia kok saya sedih banget ya. Entahlah. Saya Cuma pengen aja, dia ngerasain apa yang saya rasain. Ah, tapi saya juga positive thinking bahwa dia pernah ngerasain apa yang saya rasain, walaupun itu ke perempuan lain. Tak apa, yang penting dia udah ngerasain apa yang saya rasain.

Kayaknya, saya akan cerita tentang dia di malam minggu nanti deh HAHAHA. Atau mungkin malam sabtu? Coba nanti dilihat saja ya.


Cukup sampai disini, kesimpulannya adalah, saya ingin merdeka, tapi saya juga selalu memikirkan apa sih sisi baiknya dari masalah yang saya hadapi sekarang ini. kalian harus mencoba selalu bergembira dan tidak mengeluh. Ya walaupun dalam hati sakit, sedih, capek, tapi kalian harus tetap menebarkan senyum untuk semuanya, supaya semua orang akan mengira bahwa kita tidak punya beban dan masalah. Huh. Ayo kita sama-sama belajar. Saya sedang berusaha. Karna semakin saya banyak mengeluh, semakin capek juga badan saya. YEY SELALU BERGEMBIRA DAN TIDAK MENGELUH!

Sekian,
Jakarta, 16 Agustus 2016


Penulis Amatir

Sabtu, 13 Agustus 2016

Kenalan Dulu.

Nama: Ariana Grande. Haha, tidak. Hanya bercanda.
Tempat/Tgl. Lahir: Jakarta, 13 Februari 2000
Jenis kelamin: 100% Perempuan Tanpa Modifikasi
Status: Maaf, gabisa jawab.
Pekerjaan: Pelajar yang jarang niat ke sekolah
Hobi: lari dari kenyataan
Cita-cita: punya pacar seganteng Matthew E......spinosa.

*sumpah gua gaada foto lain

Ini Cuma blog yang Saya bikin karna iseng aja. Jadi, kayaknya bakal garing sih se garing hidup saya. tapi life is never flat

Saya sendiri tidak tau apa konsep blog saya sendiri. Seandainya ada masukan dari orang lain, saya tidak akan menerima masukan itu karena ini blog saya sendiri. Mungkin saya akan membuat blog ini menjadi diary saya yang bisa dibaca semua orang, dan semua keluh kesah saya menjadi jomblo yang selalu dapat ejekan dari teman-teman.

Demi Tuhan, apakah jomblo sehina itu? Saya sendiri belum mengerti apa itu manfaat pacaran. Yang saya kerjakan selama ini hanyalah tugas, tugas, dan tugas tanpa ada kemajuan apa-apa. Sebanyak-banyaknya tugas saya, tidak sebanyak laki-laki yang mau deketin saya. Saya tidak prihatin. Itu urusan belakangan. Yang perlu kalian tau hanyalah: Tugas itu hanya MITOS.

Sudahlah. Saya terlalu banyak mengeluh. Perlu kalian ingat, dalam hidup ini kita tidak boleh mengeluh. Kita harus selalu bergembira dan tidak mengeluh!

Sekian dari pemilik blog.