Jumat, 19 Agustus 2016

Cerita tentang saya dan siapapun dia

Halo, seperti yang sudah saya janjikan bahwa saya akan bercerita banyak tentang Tama, jadi inilah buktinya. Saya ingin menumpahkan apa yang masih mengganjal di hati saya selama ini. jadi, ceritanya saya ingin cerita tentang apapun yang saya rasakan kepada orang yang sebenarnya entah siapa namanya. Tapi tentu saja saya masih ingat nama aslinya dan seperti apa orangnya, dia sahabat saya. Tapi entah, dia masih ingat saya atau tidak, saya pun tidak mengerti.

Sebenarnya saya sudah berkonsultasi kepada mama saya tercinta, saya ingin bercerita tentang dia di blog saya yang sebenernya buat pemanasan bikin blog di sekolah, tapi mama saya bilang. Tidak apa-apa. Siapa tau dia lihat. Haha lalu apa jadinya saat dia lihat? Entahlah, hanya dia dan Tuhan yang tahu.

Saya tidak akan cerita dari awal saya kenal, lalu berjalan begitu saja. Kalau saya bikin video, mungkin bisa 3 jam lebih durasinya, dan jika saya tulis, mungkin akan lebih dari 10 lembar. Karna saya masih ingat detail-detail kejadian apa saja yang telah saya lalui dengan dia.

         Saya sudah sering cerita tentang dia kepada teman-teman saya, tapi, mungkin mereka sudah bosan. Dan mungkin dia yang saya maksud ini, kupingnya panas karna saya membicarakannya tiada henti. Kami tidak pernah berkomunikasi lagi semenjak lulus SMP. Seandainya saya tidak melakukan itu mungkin ini semua masih berjalan seperti dulu.

           Kondisi ‘dulu’ yang saya maksud adalah, dia tak pernah berhenti ajak bicara saya, walaupun saya sedang tidak niat, dan sedangkan saya niat. Dan sejujurnya, kalau itu dia, saya selalu niat. Tidak pernah ada kata malas untuk meladeni dia. Karna saya sendiri merasa kehilangan kalau saya tidak mendengar celotehan apapun dari dia. Bagi saya, dia itu adalah anak kecil yang masih butuh bimbingan. Namun, dia sudah mengerti apa itu cinta. Dan apa itu main hati. Dan menurut saya, dia mempermainkan semua hati perempuan.

        Saya masih ingat, betapa senangnya saya dulu, selalu ada yang mencari saya ketika ada kesulitan. Kesulitan yang saya maksud disini adalah. TUGAS. Seperti yang saya bilang di awal perkenalan. TUGAS ITU HANYA MITOS. Mengapa saya membuat statement seperti itu? Dulu sebelum ada dia di kehidupan saya, dan sebelum dia pergi dari kehidupan saya, saya menganggap Tugas itu adalah hidup saya. Apakah kalian mengerti apa yang saya maksud? Maksud saya, saya adalah orang yang selalu ia cari setiap ada tugas. Saya tidak pernah menganggap bahwa saya adalah korban friendzone tapi, saya adalah assignment-zoned girl.

            Ini lebih sakit dari yang kalian kira. Apa bedanya? Bedanya adalah kalau ‘friendzone’  kita hanya dianggap sebagai teman. Tapi ‘assignment-zone’ lebih menyakitkan karna dia selalu ada dengan saya, setiap ada tugas, selalu mencari saya, bahkan ketika saya mencoba menolak, dia selalu membujuk saya dan dia bilang bahwa saya adalah sahabat terbaiknya. Masih mending ketika itu hanya terjadi beberapa bulan. Dan perlu kalian tahu, ini terjadi kepada saya selama 3 tahun full. Ini dikarenakan, kami tidak pernah berpisah kelas. Dan saya merasa beruntung bahwa saya ‘pernah’ jadi orang hidup didalam hidupnya.

             Banyak kejadian manis yang dia ciptakan untuk saya. Tapi, dia tidak pernah mengekspos ke-manis-an itu dihadapan orang banyak. Dan lebih sakitnya lagi, dia hanya melakukan itu hanya saat personal bersama saya. Berdua. Ketika banyak orang, dia lari kepada yang lain. Secara realistis, apa sih perasaan perempuan yang selalu diperlakukan layaknya ratu dengan seorang pria? Kalau kata orang zaman sekarang. Itulah saat kita ‘baper’. Tapi jujur, saya memang baper. Seandainya itu kalian, mungkin kalian juga akan merasakan apa yang saya rasakan.

             Saya tidak pernah sedih. Jujur, saya tidak pernah sedih. Saya baru bisa merasakan sedih pada saat detik-detik kelulusan. Saya benar-benar merasakan kehilangan. Apa yang kalian rasakan ketika itu semua berakhir? Walaupun kita tidak pernah ada status apapun, tapi dengan perlakuannya yang seperti itu selama ini, dan kita harus berpisah, terus terang saya sedih. Kalau boleh jujur, saya menangis saat sebelum berangkat ke sekolah untuk acara graduation. Mungkin orang-orang akan bilang saya berlebihan, tapi seandainya itu kalian sendiri yang merasakan, sungguh, sakitnya sampai ke ulu hati.

              Banyak sekali kejadian manis dari kelas 7-9 yang dia lakukan ke saya. Bodohnya, saya tidak pernah confess apa perasaan saya ke dia juga. Saya merasa sangat menyesal saat saya pindah sekolah saat SMK. Padahal dia sudah berkali-kali bilang, bahwa saya harus tetap sama dia. Tapi saya, tidak mau. Itulah kenapa saya bodoh. Bahkan dia ingin ikut saya ke Jogja kalau-kalau saya memilih sekolah di jogja.

          Mungkin kalian akan bilang saya bodoh. Tapi, memang itulah yang terjadi. Dan saya baru menyesalinya sekarang. Jujur, kalau menyesal itu bayar, saya sudah bangkrut, karena terlalu sering menyesal. Sekarang yang saya hanya bisa lakukan adalah menulis. Apapun yang saya rasakan, pasti akan saya tulis. I’ve got a stack of paper yang bener-bener banyak untuk nulis apapun yang saya rasakan ke dia. Banyak sekali. Seandainya dia juga melakukan yang sama, mungkin itu bisa dijadikan buku hahaha. Mungkin ada 40 kertas yang saya habiskan untuk menulis apapun yang saya rasakan. Kalau sekarang sih, jarang, karna banyak ngejar deadline. Saya merasa beruntung karna tidak mengerjakan tugas dia lagi. Apa jadinya kalau sampai sekarang masih terus terjadi?ah deadline tidak akan terkejar.

                Sekarang, info yang saya dapatkan tentang dia adalah dia punya partner baru. Cocok seperti apa yang saya harapkan ke dia. Saya harap dia punya partner baru yang bisa mengerjakan semua tugasnya. Mungkin dia akan mengkondisikan semuanya seperti sebelum saya pergi dan atau dia membaca semua apa yang saya tuliskan untuk dia, dan dia mengikuti saran saya. Untuk menyenangkan hati saya. Haha harapan yang sangat-sangatlah klise ya hahah.

                Harapan saya, kalau-kalau dia baca tulisan ini adalah:

Halo, kamu. Apa kabar? Saya rindu kamu yang selalu ganggu saya ketika saya ga pengen di ganggu. Sudah 1 tahun lebih kamu dan saya berpisah. Walaupun saya tau, kamu masih sering nanyain saya. Hahaha. Kita sudah tidak pernah berbicara, bisa dihitung berapa kali kamu dan saya berbicara dalam setahun. Ya, mungkin hanya 2 kali ya hahahhaahaha. Aduh, sebetulnya saya menangis saat ini hahaha. Kamu harus merasakan ini, sakit. Padahal sebelum kita sejauh matahari, kita pernah sedekat nadi. Saya punya banyak cerita yang akan saya ceritakan ke kamu. Saya punya banyak kata-kata yang ingin saya lontarkan ke kamu. Tapi kondisi tidak mendukung untuk kita berbicara. Sebenarnya, saya hanya ingin berbicara dengan kamu seperti dulu lagi lebih banyak dan lebih sering. Kamu mengerti kan apa maksud saya?

Terimakasih kamu sudah mengikuti saran saya untuk punya partner baru dalam mengerjakan tugas, semoga dia tahan sama kamu. Dan kamu sudah mengikuti saran saya untuk selalu tekun kalo sekolah. Sekarang kamu anak IPA ya? Hehe selamat ya. Saya ikut senang. Padahal dulu, kita kan sama-sama suka nyontek. Bahkan, kamu yang suka nyontek ke saya. Tapi nyatanya, kamu lebih pintar dari saya sekarang. Terimakasih.

Terimakasih kamu sudah selalu bersedia untuk bertemu saya, walaupun saya tau, sekarang kita tidak senyaman dulu hahaha. Saya tidak pernah memaksa kamu untuk bertemu saya, tapi saya yang selalu memaksakan diri untuk bertemu kamu.

Saya masih sering didatangi kamu saat tidur. Maksud saya, saat mimpi. Kenapa sih kamu susah banget untuk pergi dari otak saya. Saya sudah mencoba untuk mencari orang selain kamu, tapi gak bisa loh. Tapi kamu dengan gampangnya, nyari partner untuk kerja. Padahal saya kan udah kasih saran, kalo kamu punya tugas, kamu masih boleh minta saya ngerjain itu. Tapi, terima kasih lah, kamu sudah meringankan beban saya walaupun itu artinya kamu 100% sudah meninggalkan saya.

Harapan saya, saya hanya ingin kondisinya seperti dulu lagi. Saya harap kamu baca tulisan ini. kamu jahat kalo kamu masih tetap jadi kamu yang dingin kayak sekarang. Saya lebih senang denger kamu marah-marah didepan saya daripada liat kamu yang diem kayak gini.

Jujur saya sebenernya gak pengen nulis ini panjang-panjang. Tapi, jadinya malah saya curhat kaya kertas 3 lembar yang pernah saya kasih ke kamu. Semoga kalo kamu baca ini, kamu gak bosen. Ya bedanya sih yang ini diketik, yang dulu saya tulis tangan. Kamu kan tau sendiri kalo tulisan kamu sama saya bagusan tulisan kamu.

Kamu ngerti kan apa maksud dari semua tulisan ini? saya Cuma pengen kamu kaya dulu lagi.
Saya harap kamu bisa ngerti tanpa dingertiin.

Terimakasih atas waktunya,
Love,


S.

*ini bukan cerpen, ini bukan fiktif belaka. ini beneran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar